Berita Terkini - Nasib memilukan sekaligus mengagumkan diperlihatkan seseorang anak yatim piatu, Zeki Arianto (18) yang tinggal di Ujungdah, Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues (Galus). Ia ikhlas jadi buruh bangunan untuk memperoleh ongkos untuk pendaftaran kembali masuk Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh. Zeki lulus Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN). Ini pola seleksi secara nasional pada UIN/IAIN/STAIN.
Alumnus SMA1 Negeri Blangkejeren th. ajaran 2015/2016 jurusan IPS memperoleh undangan masuk ke UIN lewat jalur undangan dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Akibat terbatasnya biaya, dia jadi kuatir serta gelisah mendekati pendaftaran kembali 30 Mei. Dia juga bekerja serambutan dari satu tukang ke tukang yang lain untuk mengumpulkan ongkos. Terkadang dia memperoleh pekerjaan serta terkadang mesti mengganggur. Gaji yang di terima satu hari Rp 70 ribu-75 ribu apabila membawa nasi sendiri. Namun gajinya jadi Rp 60 ribu apabila disiapkan nasi oleh yang memiliki tempat bekerja.
Dana yang didapat ditabung agar bisa mendaftar lagi masuk UIN. Zeki sadar dirinya sendiri bukanlah anak orang kaya yang gampang datang ke Banda Aceh untuk mengeyam pendidikan di perguruan tinggi. Tidak butuh pikirkan rumah serta biaya hidup sepanjang kuliah. Ongkos dari keringatnya bikin Zeki dapat pergi ke Banda Aceh, Minggu (29/5) sore. “Saya ikhlas jadi buruh bangunan untuk memperoleh biaya pendaftaran kembali masuk UIN, ” tutur Zeki dengan suara sedihnya, pada, Minggu (29/5) petang.
Kenekatanya menuju Banda Aceh masihlah diliputi kegelisahan. Zeki bingung dengan biaya kuliah nanti yang tidak sedikit. Sesungguhnya dia begitu mengidamkan belas kasihan beberapa dermawan untuk wujudkan cita-citanya duduk di bangku kuliah sampai jadi sarjana. Untuk penuhi keperluan sekolah ataupun kepentingan hidup sebelumnya terpaksa di cari sendiri. Dia tidak sebahagia anak-anak usianya yang keperluan pribadi telah ada sama orangtua. Saat remaja Zeki yang semestinya bahagia serta cerita justru kerap di habiskan ditempat bangunan mengaduk semen atau mengangkut batu bata.
Sampai kini Zeki menumpang hidup berbarengan saudara dari almarhum bapaknya di Ujungdah. Bahkan juga dia telah yatim dari sejak kelas 3 SD, begitu halnya ibunya sudah meninggalkan dia mulai sejak kelas IV SD. Lengkaplah nasibnya jadi yatim piatu hingga hidup berbarengan keluarga yang lain. “Niat serta ketertarikan saya meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi itu begitu besar. Bahkan juga selama masih tetap sekolah mencari biaya dengan jadi buruh bangunan waktu hari libur untuk untuk meneruskan kuliah, ” kata Zeki.
Perjalanan hidup yang dihadapi Zeki Arianto tidak gampang. Ia telah jadi yatim dari sejak kelas III SD sesudah ayahnya wafat. Satu tahun kemudian giliran ibunya meninggalkan dia mulai sejak kelas IV SD. Namun semangat pantang menyerah bikin Zeki berusaha keras untuk masuk perguruan tinggi. Pagi ini Zeki akan berada di Darussalam apabila perjalananya tidak terganggu. Ini nomer Handphone (HP) 082213329779, seseorang anak yatim piatu perlu belah kasihan kita semua. (berita Aceh Terkini)

Posting Komentar untuk "Jadi Buruh Bangunan Untuk Biaya Masuk UIN"